Senin, 15 September 2014

Pohon Bulian/Ulin/Kayu Besi, Ayo berbisnis bibit pohon langka ini...


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Pohon Bulian/Ulin/Kayu Besi, Eusideroxylon Zwageri

Nama lokal:  Bulian

Nama ilmiah: Eusideroxylon Zwageri
Status:  Vulnerable

Famili: Lauraceae

 Distribusi:Jenis pohon ini dapat ditemukan di Indonesia, Brunei, Sabah, Sarawak dan Philipina.

 Habitat: Pohon ini dapat tumbuh pada hutan primer dan sekunder, hingga ketinggian 500m.

Ekologi: Pohon Bulian merupakan jenis pohon yang berkanopi. Distribusinyadapat tersebar atau berkelompok. dapat tumbuh dengan baik pada tanah tipe kering dan liat. Jika pohon ini dibalak , proses regenerasinya sangat lambat.

 Ancaman: Pohon Bulian merupakan salah satu kayu yang sangat berat dan awet didunia, sehingga pohon ini telah tereksploitasi secara berlebihan. Jenis ini juga terancam karena sulitnya untuk dikembangbiakkan dan rendahnya regenerasi.

 Di Harapan Rainforest: Pohon Bulian telah berhasil dikembangkan dan anak pohonnya telah ditanam diberbagai plot sebagai bagian dari proses restorasi.

















Ulin atau disebut juga dengan bulian atau kayu besi adalah pohon berkayu dan merupakan tanaman khas Kalimantan. Kayu ulin terutama dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan perkapalan. Ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan.

Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm . Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa.Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras. Pohon ulin agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Di bagian bawah pohon ulin terdapat bagian yang berlobang.

Proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik. Perkecambahan biji Ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit. Penyebaran permudaan alam secara umum cenderung mengelompok. Ulin tumbuh di dataran rendah primer dan hutan sekunder sampai dengan ketinggian 500m. Biji ulin lebih suka ditiriskan baik tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. Hal ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500-4000 mm.
 
Di Kalimantan, kayu ulin sudah di pakai sebagai bahan utama untuk membuat rumah, khususnya dikalangan suku Dayak. Kayu ulin yang bagus untuk dijadikan bahan baku rumah ialah kayu ulin yang sudah tua. Semakin tua umur kayu ulin, semakin keras kayunya.
Saat ini kayu ulin sudah langka. Hal ini disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan, tingkat keberhasilan perkecambahan yang kecil, serta pembalakan hutan liar. Dikhawatirkan jika tidak segera dilestarikan, kayu ulin akan punah.
Salah satu ciri khas tumbuhan Kalimantan adalah Kayu Ulin nya. Dahulu penduduk asli maupun pendatang, baik yang tinggal di pingiran hutan maupun tinggal di atas air dengan rumah panggungnya , memanfaatkan kayu ulin sebagai bagian utama dari tiang, lantai rumah, pagar, patok2 tanah, atap sirap dsb. Kayu ulin mempunyai keistimewaan yang khas yaitu selain keras, berat, juga tidak lapuk kena air bahkan justru lebih tahan lama. Ulin termasuk diantara kayu yang cukup tahan akan serangan rayap. Ulin juga hidup di sebagian hutan pulau Sumatera. Warnanya dari mulai coklat sampai ke hitam2an. Dari sisi kelemahan nya adalah dapat retak2 bila terkena suhu panas yang lama.
 Seiring perjalanan waktu, maka kayu ulin sekarang ini sudah cukup sulit di dapat. Exploitasi penebangan kayu yang kurang terkontrol dimasa lalu, serta disebabkan pula adanya kebakaran hutan, membuat populasi pohon ulin menyusut drastis. Sebagian kayu ulin yang ada di toko kayu bahan bangunan berasal dari pohon ulin yang usianya relatif muda, Padahal untuk menyemai s/d pohon ulin siap di tebang membutuhkan waktu puluhan tahun. Entahlah kalau teknologi pembudi-dayaan tumbuhan telah maju pesat sehingga tidak butuh waktu lama, seperti pohon jati yang sekarang ini sudah ada beberapa varian seperti jati super, jati Salomon dsb.
Sejauh ini sepertinya belum banyak kemajuan dalam rekayasa pembudidayaan pohon ulin agar cepat tumbuh sebagai pohon bernilai tinggi. tidak seperti pohon jati yang kini ada varietas Jati Super yang konon sudah dapat di manfaatkan dengan waktu tanam sekitar dari 5 – 10 tahun saja. Namun Dep Hut bukannya tidak merintis kearah pembudi-dayaan Ulin. di sebagian daerah Kalimantan sudah ada usaha untuk pembudidayaan pohon Ulin. Salah satu pohon ulin terbesar di Dunia yang masih hidup berada di Taman Nasional Kutai +/- 40 Km dari Bontang dengan diameter +/- 2.7 Meter. Sayangnya pohon ini pernah patah dan sudah berlubang di tengahnya. Namun pohon tetap dijadikan monument hidup dari keberadaan pohon  ulin, khususnya di Kalimantan. Dengan berkurangnya pasokan kayu ulin di pasaran maka ternyata juga menggeser penggunaan atau fungsi ulin dari sebagai bahan material bangunan, kearah yang menghasilkan nilai jual lebih tinggi seperti untuk pembuatan mebel2 dan ukiran2 serta souvenir khas motif dayak. Salah satu patokan tinggi rendahnya mebel atau karya ukir dari ulin adalah tingkat kerumitan motif, usia kayu dan lebar papan ulin yang digunakan. Semakin lebar papan ulin secara utuh, menunjukan semakin tua usia kayu tsb. dan otomatis semakin mahal pula harganya. Kisaran harga mulai dari sekitar 4 juta s/d Puluhan juta tergantung barang nya. Hal itu pula yang ternyata 7 tahun terakhir mulai diminati oleh sebagian peminat mebel2 kayu bermotif tradisional.  Berbeda dengan ukiran2 dari kayu Jati, maka rata-rata ketebalan papan kayu ulin lebih tebal dari kayu jati dalam hal pembuatan misalnya peti berukir, mebel, tempat tidur, bingkai cermin dsb. Perkembangan kebutuhan mebel ukiran kayu dari Ulin membuat mata pencaharian tersendiri bagi pencari ulin di hutan sebagia pemasok bengkel mebel. Dalam kelompok kecil mereka masuk jauh kedalam hutan untuk menebang ulin berdasarkan pesanan. Mereka juga menggunakan Kerbau sebagai alat untuk menarik balok Ulin. Biasanya mereka juga memotong2 ulin didalam hutan sesuai pesanan.
Dahulu mereka memotong ulin menjadi balok2 kayu ukuran 10X10, 5X10, dan papan ulin dengan rata2 panjangnya 4 Meter untuk kebutuhan bangunan, namun kini untuk kebutuhan Pengerajin mebel/ukiran Ulin mereka sepertinya selektif dengan mencari pohon ulin berukuran besar dan dipotong2 menjadi papan ukuran 2 meter X lebar batang dengan ketebalan hampir 4 inci.  Bisa dibayangkan papan ulin utuh dengan ukuran panjang 1.5 Meter dan lebar 1 meter serta ketebalan 4 Inci membutuhkan sekitar 8 orang untuk mengangkatnya.  Kegiatan penebangan ulin tsb. bisa jadi Ilegal, namun sejauh ini bengkel2 mebel ukiran ulin belum ada satu pun yang bahan baku nya say adengan di sita sama aparat. Ulin memang sangat keras ,padat dan berat dan cenderung tenggelam bila dimasukan kedam air. Sekarang ini bukan saja pengrajin mebel lokal yang sangat berminat mengembangkan kerajinan mebel ulin, tapi pengerajin dari Bali pun sudah mulai menaruh minatnya akan kayu ulin untuk mendapatkan papan2 ataupun bonggol akar ulin untuk disulap menjadi barang seni berkwalitas tinggi. bila dibanding jati, maka kayu ulin lebih keras bila dipahat. Ukiran Ulin tidak terlalu mementingkan tampilan motif serat kayu, karena boleh dikatakan tidak bermotif serat seperti halnya Jati. Kayu Ulin dipahat/di ukir pada saat kayu masih mengandung cukup air/ basah agar lebih mudah memahatnya. Begitu kira2 seorang pemahat ulin yang pernah bercerita kepada saya. Kerajinan mebel dan ukiran khas dayak dari kayu ulin rata-rata berbentuk peti ulin, tameng khas dayak, kursi tamu, bingkai cermin, tempat tidur. Bahkan kusen dan daun pintu berukir. Kadang untuk menuntaskan 1 Peti ukiran ulin ukuran 2 X 1 X 0.5 mtr membutuhkan waktu ber-bulan2. itu termasuk menunggu kiriman bahan baku dari pemasok.  Hal ini yang menjadikan salah satu para penggemar menjadi kian penasaran.
Salah satu ciri yang membedakan antara ukiran jati dan Ulin adalah bahwa papan ulin yang digunakan sebagai bahan dasar mempunyai ketebalan yang lebih dari rata2 tebal papan jati untuk kebutuhan yang sama. Di tempat bengkel ukiran yang saya temui, sebagian pengukir justru didatangkan dari Jepara. Nah anda tertarik dengan ukiran dari Ulin, siapkan saja kocek yang lumayan banyak untuk produk kayu yang sangat keras ini. Biasanya barang2 yangg menggunakan bahan baku papann ulin ukuran lebar tidak ready stock. Barang tsb. lebih banyak di buat berdasarkan pesanan. Kalau anda memesan tempat tidur ukuran utama, harus dipikirkan matang2 apabila akan di tempatkan di lantai II rumah anda. Hal ini karena Bobot tempat tidur itu sendiri sudah cukup berat, walau pemasangannya menggunakan system knock-down. Bila disandingkan dengan Mebel Jati, jelas dari segi tampilan serat kayu, Jati lebih unggul. Tapi kalau dari segi ciri khas, Ulin lebih exclusive karena keterbatasaan bahan baku alamnya apalagi nanti berkembangan dengan di kombinasikan perhiasan dari batu kecubung yang violet. Menurut para pengerajin, ada sedikit kelemahan kayu ulin yang dibuat untuk mebel atau benda seni / ukiran. Pada suatu saat, diantara kayu ulin itu itu seperti merekah / retak. Untuk mengatasinya biasanya para bengkel / toko mebel ulin bersedia membantu merepasasi kayu ulin yang merekah / pecah. Sekali lagi, bila di banding dengan mebel yang dibuat dengan bahan dasar kayu Jati, maka masing2 punya kelebihannya. Jati selain keras juga menampilkan keindahan serat2 kayu yang alami. Ulin lebih kepada kekerasan dan ke khas-an nya. Tidak terlihat serat kayunya, hanya kayu / papan yang dipakai cenderung lebih tebal dan berwarna coklat tua bahkan bila sudah lama akan hitam mengkilat.
 
TEKNIK PENANAMAN ULIN (Eusideroxylon zwageri T.et.B)

 I.PENGADAAN BIBIT

 1. Pengadaan Benih
 Pohon ulin berubah setiap tahun, pada bulan Juli – Oktober. Buah ulin berbentuk bulat lonjong dengan garis tengah 5 – 10 cm dan panjang 10 – 20 cm. Buah muda berwarna hijau dan menjadi coklat setelah masak. Daging buah akan lepas dari biji melalui proses pembusukan selama ±1-2 bulan. Biji berwarna putih gading dengan kulit biji yang keras setebal 1-2 mm.

Untuk memecahkan kulit biji yang keras, dapat dilakukan skarifikasi dengan merendam dalam air selama 2 jam, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 hari. Cara skarifikasi dengan menggunakan bantuan alat yang tajam dapat merusak kotilendon.
2. Perkecambahan

Perkecambahan ulin dapat dilakukan langsung ke kantong plastik atau melalui bedeng tabur. Perkecambahan melalui bedeng tabur memberikan hasil yang lebih baik.
a. Bedeng Tabur

Bedeng tabur dibuat dengan menggunakan sungkup dari plastik transparan berbentuk setengah lingkaran dengan garis tengah 70 cm. Sungkup dibuat di bawah tegakan atau naungan.

Media yang digunakan untuk perkecambahan adalah pasir yang telah disterilkan, dengan cara : solarisasi, digoreng sangan atau fumigasi media dengan fungisida (Dithane M-45). Tebal pasir di bedeng tabur minimal 20 cm, mengingat pertumbuhan akar ulin sangat sepat dan panjang.
 b. Penaburan Benih

Penaburan dilakukan setelah benih diskarifikasi. Benih ditabur sedalam ¾ dari ukuran benih dengan posisi mendatar.
Benih mulai berkecambah pada hari ke 33 sampai siap sapih pada hari ke 69 (umur 8 minggu). Dengan cara tersebut diperoleh hasil persen kecambah di atas 95%.

3. Penyapihan
Penyapihan bibit dari bedeng tabur ke sapihan dengan menggunakan kantong plastik ukuran 20 x 30 cm. Media yang digunakan adalah campuran tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 7 : 2 : 1. Penyapihan dilakukan pada pagi atau sore hari pada tempat yang teduh.

Bedeng sapih dibuat di bawah naungan dengan kondisi sebagaimana bedeng tabur. Dalam penyapihan bibit ulin, yang perlu diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut:

 Akar tunjang jangan sampai terlipat atau patah, mengingat akar cukup panjang dan besar;

 Biji jangan sampai terputus/terlepas dari bibitnya, karena terpisahnya biji dari bibit akan menyebabkan kematian bibit tanaman.

 Bibit di tingkat sapihan memerlukan waktu 3-4 bulan dan bibit siap tanam di pangan. Bibit asal cabutan anakan alam yang sering digunakan untuk pertanaman, pertumbuhannya kurang baik di lapangan, karena mungkin disebabkan terlepasnya biji dari bibit.

4. Pemeliharaan Bibit
Penyiraman dan Pemupukan

Penyiraman dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu hari. Pemupukan diberikan apabila pertumbuhan bibit di bedeng sapih kurang baik. Pupuk yang biasa digunakan adalah NPK (15:15:15) dengan dosis 10 gr per kantong plastik.
 Pengendalian Hama dan Penyakit

 Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila terlihat adanya gejala serangan. Insektisida atau fungisida yang digunakan disesuaikan dengan jenis jamur ataupun serangga yang menyerangnya.
Kecambah Ulin



II. PEMBUATAN TANAMAN
1.Persiapan Lapangan
 1.Pemilihan Lokasi
 Ulin termasuk jenis semi toleran, yang pada waktu mudanya memerlukan naungan dengan intensitas tertentu. Pertumbuhan awal terbaik pada instensitas cahaya 5-25%. Penanaman pada lahan terbuka, perlu ditanami terlebih dahulu dengan jenis tanaman lain yang bertajuk rapat sehingga mencapai instensitas cahaya di bawah tegakan sebagaimana tersebut di atas.
2. Persiapan Lapangan
 Areal yang akan digunakan perlu dibersihkan dari belukar yang dapat mengganggu penanaman dengan cara jalur selebar 2 m. Ajir tanaman dipasang dengan jarak 4 x 4 m. Lubang-lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 40 cm dengan kedalaman 30 cm.
 3. Penanaman
Penanaman dilakukan pada waktu awal musim penghujan, diikuti dengan pengairan. Pada saat penanaman, biji juga harus tetap dijaga agar jangan sampai terlepas dari bibitnya.
4. Pemeliharaan
 a.Penyulaman
 Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada waktu musim hujan masih ada.
 b. Penyiangan dan Pendangiran
 Penyiangan dilakukan setiap 4 bulan sekali pada tahun pertama dan 6 bulan sekali pada tahun berikutnya. Penyiangan dilakukan secara jalur dengan lebar 1 m ke kanan dan kiri tanaman. Pendangiran dilakukan bersamaan dengan pendangiran.





 

 
 
 
 c. Pemupukan
 Jenis dan dosis pemupukan yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan dilakukan satu tahun sekali. Pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 100 gr per pohon memberikan hasil yang lebih baik. Pemupukan awal dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan.
 
Dikutip dari berbagai sumber_Muara Bungo_15_09_2014