Senin, 24 November 2014


"Pohon Kawis/Kawista"





Kawis alias kawista (Limonia acidissima), nama buah unik yang mungkin jarang diketahui oleh orang. Buah yang khas dengan aroma yang menusuk hidung dan warna daging buah yang coklat kehitaman. Bahkan apabila kita mendapatkan kawis yang benar-benar telah matang, warna daging buahnya akan hitam kelam.

Menurut Wikipedia, kawis termasuk pohon yang tahan banting. Buah Kawis mampu hidup di daerah dengan curah hujan rendah alias lahan kering, selain itu mampu bertahan pada tanah dengan salinitas yang tinggi. kawis juga dapat dimanfaatkan sebagai batang bawah dalam okulasi tanaman jeruk. Okulasi ini menghasilkan Kajer alias kawis jeruk.

Kawista (Limonia acidissima syn. Feronia limonia) adalah kerabat dekat maja dan masih termasuk dalam suku jeruk-jerukan (Rutaceae). Tumbuhan yang dimanfaatkan buahnya ini sudah jarang dijumpai meskipun sekarang beberapa daerah mulai mengembangkannya. Kawista relatif tahan kondisi buruk (kering atau tanah salin) dan tahan penyakit. Asalnya adalah dari India selatan hingga ke Asia Tenggara dan Jawa.

Kawista dapat digunakan sebagai batang bawah bagi jeruk, namun mempengaruhi rasa buah jeruk yang dihasilkan. Buah jeruk semacam ini dikenal sebagai “kajer” (dari “kawista” dan “jeruk”) dan bisa ditemui di Galis, Madura. Di Kabupaten Rembang dikembangkan sirup kawista. Orang Jawa menyebutnya kawis.

Menurut Sentra Informasi Iptek, Setiap 100 g bagian daging buah yang dapat dimakan mengandung: 74 g air, 8 g protein, 1,5 g lemak, 7,5 g karbohidrat, dan 5 g abu. Dalam 100 g bagian biji yang dapat dimakan terkandung: 4 g air, 26 g protein, 27 g lemak, 3 5 g karbohidrat, dan 5 g abu. Daging buah yang kering mengandung 15% asam sitrat dan sejumlah kecil asam-asam kalium, kalsium, dan besi. Kayu kawista berwarna putih kekuningan, keras, agak berat, dan berserat kasar, tetapi urat kayunya rapat dan dapat dipolis sampai berkilap.


Ciri-ciri pohon Kawista
Pohon Kawista (Kawis) menyukai daerah kering. Batangnya relatif kecil dan bisa mencapai tinggi hingga 12 meter dengan cabang dan ranting yang ramping, serta memiliki kebiasaan meluruhkan daunnya.

Cabang pohon Kawista (Limonia acidissima) biasanya ditumbuhi duri. Daunnya majemuk berukuran panjang hingga 12 centimeter, dan anak daunnya berhadapan, dua sampai tiga pasang.

Bunga Kawista biasanya bergerombol dengan warna putih atau hijau dan kemerahan. Bunga keluar dari ketiak daun atau terletak di ujung ranting. Buah Kawista berbentuk bulat, berkulit keras dan bersisik, dan berwarna coklat putih. Daging buahnya berbau harum berwarna coklat kehitaman. Buah Kawista yang telah cukup masak akan jatuh dengan sendirinya.

Karena kulit buahnya yang keras, meskipun jatuh buah ini tidak akan rusak.

Masyarakat Rembang tentu mengenal buah karena banyak terdapat pohon kawis di pekarangan rumah-rumah. Pohonnya tumbuh tinggi menjulang, bahkan kelewat tinggi. Pohon ini kebanyakan tumbuh liar, tetapi ada juga yang membudidayakan kawis. Sehingga sekarang sudah mulai dikenal di berbagai daerah di luar rembang.

Habitat dan Penyebaran Kawista

Pohon Kawista tumbuh di daerah tropis dengan kondisi tanah yang kering. Tumbuhan penghasil buah ini merupakan tanaman dataran rendah yang mampu tumbuh hingga pada ketinggian 400 mdpl. Kawista tumbuh alami di daerah Sri Lanka, India, Myanmar, dan Indocina, kemudian menyebar hingga ke Malaysia dan Indonesia. Pohon Kawista juga sudah diintrodusir ke Amerika. Di Indonesia, Kawista tumbuh alami di daerah pesisir utara pulau Jawa.

Buah ini bisa diklaim sebagai buah asli Rembang, Jawa Tengah. Entah benar atau tidak, namun sangat wajar apabila buah ini bisa menyebar hingga ke daerah sekitarnya di pesisir utara Jawa seperti Pati dan Tuban.

Bagaimana cara memanen kawis? Sabar kuncinya. Kenapa? Buah yang siap konsumsi adalah buah yang telah benar-benar masak. Tanda buah yang telah masak sempurna adalah telah jatuh dari pohonnya. Ingat, syarat “telah jatuh dari pohonnya” adalah dengan cara alami. Jatuh dari ketinggian tidak berarti akan menurunkan kualitas buah ini. Kulit buah yang sangat keras membuat kawis tetap aman mendarat ke permukaan bumi.


Bagaimanakah pemanfaatan
buah Kawista ini?
Buah Kawista dapat dimakan langsung. Atau diolah menjadi berbagai komoditas seperti sirup dan dodol. Selain itu Buah kawista yang matang dipercaya mampu menjadi obat menurunkan panas dan sakit perut, serta dimanfaatkan sebagai tonikum. Kulit batang pohon Kawista dipercaya juga dapat menjadi campuran jamu untuk mengatasi haid yang berlebihan, gangguan hati, mengatasi mual-mual, bahkan untuk mengobati luka akibat gigitan serangga.


Cara menikmati KAWIS secara tradisional adalah dengan membantingnya hingga retak kemudian setelah terbelah, dagingnya dikeruk ke dalam gelas, ditaburi gula pasir, lalu dimakan, atau agar lebih joss dapat ditambah es dan sedikit air seperti limun. Keunikan rasa Kawista ini akhirnya dilirik oleh pasar dan dikembangkanlah sirup Kawista, dirintis di Rembang dan kini menjadi oleh-oleh khas serta identitas daerah Rembang, daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur di Pantai Utara.

Bagaimana cara menikmatinya? Gampang saja!
Ambil buah kawis, pegang erat, sempatkan menghirup aroma khas buah ini dengan mendekatkan pangkal buah ke hidung anda. Hirup dalam-dalam… Ahhh…

Setelah puas dengan aroma terapi kawis, segera cari permukaan lantai yang keras dan bersih. Dengan gerakan lambat namun bertenaga, hantamkan buah kawis ke lantai hingga terbelah menjadi dua bagian. Prakkk…. Hmmmm… Coklat kehitaman bahkan mungkin hitam legam daging buah kawis akan membelalakkan mata. Daging buah bercampur dengan sedikit biji dan serat daging siap untuk kita santap.


Untuk menambah sensasi rasa, biasanya saya menambahkan gula pasir beberapa sendok. Ya, tinggal kita aduk rata daging buah tersebut dengan gula pasir. Gak usah memakai piring! Lebih alami apabila makan langsung dari batok kulit buah kawis ituh.

Bagaimana dengan bijinya? Tekstur biji yang tidak keras, memungkinkan kita untuk mengunyahnya bersama dengan daging buah dan juga serat yang ada. Tidak ada rasa pahit sama sekali.
Habitat dan Penyebaran Kawista. Pohon Kawista tumbuh di daerah tropis dengan kondisi tanah yang kering. Tumbuhan penghasil buah ini merupakan tanaman dataran rendah yang mampu tumbuh hingga pada ketinggian 400 mdpl.

Kawista tumbuh alami di daerah Sri Lanka, India, Myanmar, dan Indocina, kemudian menyebar hingga ke Malaysia dan Indonesia. Pohon Kawista juga sudah diintrodusir ke Amerika. Di Indonesia, Kawista tumbuh alami di daerah pesisir utara pulau Jawa.

Pemanfaatan Kawista. Di Indonesia pohon Kawista belum banyak dibudidayakan dan sekedar tumbuh alami secara liar di pekarangan dan kebun. Padahal dibeberapa negara seperti Sri Lanka, Kawista telah dibudidayakan bahkan buah Kawista yang diolah menjadi menjadi krim kawista menjadi salah satu komoditas eksport.

Buah Kawista dapat dimakan langsung. Atau diolah menjadi berbagai komoditas seperti sirup dan dodol. Selain itu Buah kawista yang matang dipercaya mampu menjadi obat menurunkan panas dan sakit perut, serta dimanfaatkan sebagai tonikum.

Kulit batang pohon Kawista dipercaya juga dapat menjadi campuran jamu untuk mengatasi haid yang berlebihan, gangguan hati, mengatasi mual-mual, bahkan untuk mengobati luka akibat gigitan serangga.
Sayangnya tidak banyak yang mengenal dan membudidayakan pohon Kawista. Pohon dan buah Kawista ini memang kalah populer dengan aneka buah lainnya, tetapi bukankah ini juga termasuk salah satu kekayaan yang menunggu eksplorasi kita. Sri Langka saja mampu mengekspor buah ini kenapa kita tidak?

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Limonia; Spesies: Limonia acidissima; Nama binomial Limonia acidissima


Jenis Tanaman yang bisa dibonsai

Proses Pengkerdilan tanaman atau yang sering kita jumpai dengan kalimat BONSAI ternyata cukup mudah dan menguntungkan,dan apabila qt imajinasikan tanaman itu seperti taman kecil yang sungguh indah. Kali ini admin akan menshare tentang jenis-jenis tanaman yang bisa di bonsai yang informasinya mungkin bermanfaat untuk orang awam yang ingin sekali mengembangkan tentang tanam menanam bonsai.
1. Tanaman dikotil / berbatang keras
2. Berumur panjang.
3. Bentuk indah secara alami baik batang maupun daunnya.
4. Tahan mendapat perlakuan keras dan tahan menderita.

Jenis Tanaman yang biasa di buat bonsai
1. Asam Jawa ( Tamarindus indica )


2. Asam kranji ( Dialium indium )
3. Asam londo (Pithecellobium dulce )

4. Anting putri ( Wrightia religiosa)
5. azalea ( Rhododendrom indica )
6. Ampelas.
7. Beringin ( Ficus ) beringin karet, beringin korea, beringin dollar, Bunut, Loa.
8. Cantigi ( Pemphis acidula )
9. Cemara ( Juniperus ) Cemara buaya, Cemara Udang, cemara Pua pua, Cemara duri.
10. Cempaka Kuning ( Michelia champaka )
12. Delima ( Punica granatum ) Delima putih, delima wulung/hitam.
13. Duwet / Jamblang ( Eugina cumini)
Duwet putih
14. Jambu Kerikil ( Psidium guajava )
15. Jeruk Kingkit (Triphasia tripolia )
16. Kawista ( Feronia limonia )
17. Kemuning ( Murraya Panniculata )
18. Landepan ( Barleria prionotis )
19. Maja ( aegle marmelos )
20. Mirten ( Malphigia coccigera )
21. Murbei ( Morus alba )
22. Mustam / Irengan ( diospyros montana )


23 Pilang (acacia leocophloea )

24. Pinus ( Pinus Mercusii )
25. Rukem ( Flacourtia indica )
26. Serut ( Streblus asper )
27. Siantho / dewondaru ( Eugenia uniflora )

- See more at: http://info-rian.blogspot.com/2012/01/jenis-tanaman-yang-bisa-dibonsai.html#sthash.VS0NUnUA.dpuf

Kandungan dan Manfaat Petai!


Kandungan dan Manfaat Petai!



petai
Sebagian orang bisa jadi meng-underestimate jenis pangan yang satu ini karena baunya yang cukup menyengat. Namun, tidak sedikit kalangan yang sangat menyukai petai. Setelah ditelusuri, ternyata jenis pangan yang biasa mendampingi sambal goreng hati ini memiliki kandumgan dan manfaat yang tidak sedikit.
Apa saja kandungan dan manfaat petai? Berikut ulasannya:
•Tryptophan
Bagi Anda yang sering terkena depresi, petai bisa menjadi pilihannya. Menurut survey yang dilakukan oleh MIND, pasien penderita diabetes merasa lebih baik setelah mengkonsumsi petai. Petai mengandung tryptophan (sejenis protein yang diubah menjadi serotonin) sejenis zat yang mampu membuat tubuh relax dan mood lebih baik.

•Zat besi
Makanan yang memiliki kulit hijau terang ini mengandung zat besi yang sangat baik bagi tubuh saat kekurangan darah. Zat besi mampu menstimulai produksi sel darah merah sehingga mencegah dari penyakit anemia.
•Kalium
Saat tubuh dalam keadaan stress, sistem metabolis akan bekerja lebih cepat, sehingga mengurangi kadar kalium dalam tubuh. Kekurangan kalium akibat stress dapat ditanggulangi dengan makan petai. Kalium merupakan zat yang mampu membantu menormalkan detak jantung, mengirim oksigen ke otak, dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Degupan jantung yang stabil akan mengurangi resiko tekanan darah tinggi dan stroke.
•Menyehatkan mata
Seperti yang kita tahu, vitamin A mampu menyehatkan organ penting penglihatan. Petai memiliki kandungan vitamin A yang cukup tinggi sekitar 200IU per 100 mg.
•Serat
Petai mengandung serat yang cukup tinggi tanpa asam yang berlebihan sehingga mampu melancarkan pencernaan dan mengatasi masalah sembelit.
Jika Anda kurang menyukai mengkonsumsi petai dalam keadaan belum dimasak atau mentah. Sebaiknya Anda menambahkan petai ke dalam jenis masakan tertentu seperti sambal goreng hati, sambal udang goreng, teri balado, atau tumis-tumisan, dijamin masakan Anda akan lebih enak dan lebih bergizi.
Selamat mencoba
Sumber: berbagai sumber

Kamis, 20 November 2014

Jeruk Kingkit (Triphasia trifolia)

Tanaman jeruk ini memiliki nama ilmiah Triphasia trifolia DC dan Triphasia trifolia Lour. Selain itu, jenis tanaman ini pun memiliki nama umum atau nama tradisional yang cukup beragam. Pada kawasan lintas dunia, di Inggris tanaman jeruk ini biasa disebut Limeberry, sedangkan di Thailand disebut limonsito dan di Indonesia disebut sebagai jeruk kingkit. Tanaman ini memiliki kekayaan nama daerah khususnya di Indonesia, yaitu sebagai berikut: kingkit, limau kiah, limau kunci (bahasa Melayu), kalijage, kingkip (bahasa Sunda), jeruk kingkit (bahasa Jawa), jeruk rante (bahasa Madura), lemo-lemo (bahasa Makassar), lemo-lemo (di Ternate) dan serta joji koyo (di Tidore). Jeruk yang biasa disebut sebagai jeruk imlek ini adalah kerabat dari jeruk (genus Citrus), namun jeruk ini bukanlah jeruk yang sebenarnya. Jeruk kingkit, atau jeruk ranti (Triphasia trifolia, syn. T. aurantiola Lour. dan Limonia trifolia Burm.) adalah kerabat dari jeruk (genus Citrus). Pohon jeruk Kingkit ini sebenarnya berasal dari Malesia namun tersebar hingga ke pulau-pulau di Samudra Pasifik.

Triphasia trifolia ini merupakan salah satu semak atau tanaman perdu tegak yang juga lemah. Memiliki tinggi sekitar 1,5-3 meter, dengan ranting pada ujung membengkok kesana-kemari dan memiliki duri masing-masing dua yang terkumpul di dalam ketiak daun. Daun yang dimiliki tanaman jeruk ini termasuk ke dalam majemuk berjari tiga (trifoliata) dengan warna daun hijau tua mengkilap, anak daun berbentuk oval dengan ujung melekuk ke dalam, dan memiliki ukuran sekitar 1,5-4,5 kali 1-3 meter. Memiliki cabang-cabang yang berduri. Bunga yang nampak pada tanaman ini terkumpul 1-4 dalam ketiak daun yang bermahkota 3 lembar berwarna putih,kecil dan juga wangi. Biasanya mekar pada malam hari. Tanaman jeruk Kingkit ini memiliki panjang 12-16 mm, dengan buah berwarna merah dan daging buah berupa cairan yang lekat. Buah jeruk Kingkit berbentuk seperti jeruk bayi tanpa biji, hanya sedikit lonjong dan dapat dimakan dengan kulitnya. Biasanya memiliki buah berwarna merah dan termasuk ke dalam tipe hesperidium dengan diameter hingga 1,5 cm. Buah ini pun nampak menggiurkan sehingga dapat dimakan meskipun rasanya asam dan agak hambar. Tanaman yang satu ini tumbuh baik di bawah sinar matahari. Tanaman ini masih merupakan semak kecil yang menghasilkan beberapa buah saja. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan dengan cangkokan ataupun dari biji.

Klasifikasi tanaman Triphasia trifolia menurut Anonim (2011) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Triphasia
Spesies : Triphasia trifolia Dc


 
Sobat sekalian, saya sampai sekarang belum dapat biji benih jeruk kingkit ini, bilamana ada rekan sekalian ada info penjualnya, mohon dikasih tau ya... saya pengen perbanyakannya dari biji.
Memang kingkit terkenal dengan lambannya pembesaran batang, tetapi ada kepuasan untuk membentuknya sedari kecil.
thanks.... semoga berguna buat sobat sekalian.