Pohon Bulian/Ulin/Kayu Besi, Eusideroxylon
Zwageri
Nama lokal: Bulian
Nama ilmiah:
Eusideroxylon Zwageri
Status: Vulnerable
Famili: Lauraceae
Distribusi:Jenis pohon ini dapat ditemukan di Indonesia,
Brunei, Sabah, Sarawak dan Philipina.
Habitat: Pohon ini dapat tumbuh pada
hutan primer dan sekunder, hingga ketinggian 500m.
Ekologi:
Pohon Bulian merupakan jenis pohon yang berkanopi. Distribusinyadapat tersebar
atau berkelompok. dapat tumbuh dengan baik pada tanah tipe kering dan liat.
Jika pohon ini dibalak , proses regenerasinya sangat lambat.
Ancaman: Pohon Bulian merupakan salah satu kayu yang sangat
berat dan awet didunia, sehingga pohon ini telah tereksploitasi secara
berlebihan. Jenis ini juga terancam karena sulitnya untuk dikembangbiakkan dan
rendahnya regenerasi.
Di Harapan
Rainforest: Pohon Bulian telah berhasil dikembangkan dan anak pohonnya telah
ditanam diberbagai plot sebagai bagian dari proses restorasi.
Ulin atau disebut juga dengan bulian atau kayu besi
adalah pohon berkayu dan merupakan tanaman khas Kalimantan. Kayu ulin terutama
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang
listrik, dan perkapalan. Ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika
basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera bagian selatan dan
Kalimantan.
Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat
mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm . Pohon ini tumbuh pada dataran
rendah sampai ketinggian 400 m. Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m
di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau
mengelompok dalam hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat
rawa-rawa.Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan
pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras. Pohon ulin
agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari
kayu ulin. Di bagian bawah pohon ulin terdapat bagian yang berlobang.
Proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya
kurang berjalan dengan baik. Perkecambahan biji Ulin membutuhkan waktu cukup
lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan relatif rendah, produksi
buah tiap pohon umumnya juga sedikit. Penyebaran permudaan alam secara umum
cenderung mengelompok. Ulin tumbuh di dataran rendah primer dan hutan sekunder
sampai dengan ketinggian 500m. Biji ulin lebih suka ditiriskan baik tanah,
tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. Hal ini umumnya
ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini
membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500-4000 mm.
Di Kalimantan, kayu ulin sudah di pakai sebagai bahan utama
untuk membuat rumah, khususnya dikalangan suku Dayak. Kayu ulin yang bagus
untuk dijadikan bahan baku rumah ialah kayu ulin yang sudah tua. Semakin tua
umur kayu ulin, semakin keras kayunya.
Saat ini kayu ulin sudah langka. Hal ini disebabkan oleh
lambatnya pertumbuhan, tingkat keberhasilan perkecambahan yang kecil, serta
pembalakan hutan liar. Dikhawatirkan jika tidak segera dilestarikan, kayu ulin
akan punah.
Salah satu ciri khas tumbuhan Kalimantan adalah Kayu Ulin
nya. Dahulu penduduk asli maupun pendatang, baik yang tinggal di pingiran hutan
maupun tinggal di atas air dengan rumah panggungnya , memanfaatkan kayu ulin
sebagai bagian utama dari tiang, lantai rumah, pagar, patok2 tanah, atap sirap
dsb. Kayu ulin mempunyai keistimewaan yang khas yaitu selain keras, berat, juga
tidak lapuk kena air bahkan justru lebih tahan lama. Ulin termasuk diantara
kayu yang cukup tahan akan serangan rayap. Ulin juga hidup di sebagian hutan
pulau Sumatera. Warnanya dari mulai coklat sampai ke hitam2an. Dari sisi
kelemahan nya adalah dapat retak2 bila terkena suhu panas yang lama.
Seiring perjalanan
waktu, maka kayu ulin sekarang ini sudah cukup sulit di dapat. Exploitasi
penebangan kayu yang kurang terkontrol dimasa lalu, serta disebabkan pula
adanya kebakaran hutan, membuat populasi pohon ulin menyusut drastis. Sebagian
kayu ulin yang ada di toko kayu bahan bangunan berasal dari pohon ulin yang usianya
relatif muda, Padahal untuk menyemai s/d pohon ulin siap di tebang membutuhkan
waktu puluhan tahun. Entahlah kalau teknologi pembudi-dayaan tumbuhan telah
maju pesat sehingga tidak butuh waktu lama, seperti pohon jati yang sekarang
ini sudah ada beberapa varian seperti jati super, jati Salomon dsb.
Sejauh ini sepertinya belum banyak kemajuan dalam rekayasa
pembudidayaan pohon ulin agar cepat tumbuh sebagai pohon bernilai tinggi. tidak
seperti pohon jati yang kini ada varietas Jati Super yang konon sudah dapat di
manfaatkan dengan waktu tanam sekitar dari 5 – 10 tahun saja. Namun Dep Hut
bukannya tidak merintis kearah pembudi-dayaan Ulin. di sebagian daerah
Kalimantan sudah ada usaha untuk pembudidayaan pohon Ulin. Salah satu pohon
ulin terbesar di Dunia yang masih hidup berada di Taman Nasional Kutai +/- 40
Km dari Bontang dengan diameter +/- 2.7 Meter. Sayangnya pohon ini pernah patah
dan sudah berlubang di tengahnya. Namun pohon tetap dijadikan monument hidup
dari keberadaan pohon ulin, khususnya di
Kalimantan. Dengan berkurangnya pasokan kayu ulin di pasaran maka ternyata juga
menggeser penggunaan atau fungsi ulin dari sebagai bahan material bangunan,
kearah yang menghasilkan nilai jual lebih tinggi seperti untuk pembuatan mebel2
dan ukiran2 serta souvenir khas motif dayak. Salah satu patokan tinggi
rendahnya mebel atau karya ukir dari ulin adalah tingkat kerumitan motif, usia
kayu dan lebar papan ulin yang digunakan. Semakin lebar papan ulin secara utuh,
menunjukan semakin tua usia kayu tsb. dan otomatis semakin mahal pula harganya.
Kisaran harga mulai dari sekitar 4 juta s/d Puluhan juta tergantung barang nya.
Hal itu pula yang ternyata 7 tahun terakhir mulai diminati oleh sebagian
peminat mebel2 kayu bermotif tradisional.
Berbeda dengan ukiran2 dari kayu Jati, maka rata-rata ketebalan papan
kayu ulin lebih tebal dari kayu jati dalam hal pembuatan misalnya peti berukir,
mebel, tempat tidur, bingkai cermin dsb. Perkembangan kebutuhan mebel ukiran
kayu dari Ulin membuat mata pencaharian tersendiri bagi pencari ulin di hutan
sebagia pemasok bengkel mebel. Dalam kelompok kecil mereka masuk jauh kedalam
hutan untuk menebang ulin berdasarkan pesanan. Mereka juga menggunakan Kerbau
sebagai alat untuk menarik balok Ulin. Biasanya mereka juga memotong2 ulin didalam
hutan sesuai pesanan.
Dahulu mereka memotong ulin menjadi balok2 kayu ukuran
10X10, 5X10, dan papan ulin dengan rata2 panjangnya 4 Meter untuk kebutuhan
bangunan, namun kini untuk kebutuhan Pengerajin mebel/ukiran Ulin mereka
sepertinya selektif dengan mencari pohon ulin berukuran besar dan dipotong2
menjadi papan ukuran 2 meter X lebar batang dengan ketebalan hampir 4
inci. Bisa dibayangkan papan ulin utuh
dengan ukuran panjang 1.5 Meter dan lebar 1 meter serta ketebalan 4 Inci
membutuhkan sekitar 8 orang untuk mengangkatnya. Kegiatan penebangan ulin tsb. bisa jadi
Ilegal, namun sejauh ini bengkel2 mebel ukiran ulin belum ada satu pun yang
bahan baku nya say adengan di sita sama aparat. Ulin memang sangat keras ,padat
dan berat dan cenderung tenggelam bila dimasukan kedam air. Sekarang ini bukan
saja pengrajin mebel lokal yang sangat berminat mengembangkan kerajinan mebel
ulin, tapi pengerajin dari Bali pun sudah mulai menaruh minatnya akan kayu ulin
untuk mendapatkan papan2 ataupun bonggol akar ulin untuk disulap menjadi barang
seni berkwalitas tinggi. bila dibanding jati, maka kayu ulin lebih keras bila
dipahat. Ukiran Ulin tidak terlalu mementingkan tampilan motif serat kayu,
karena boleh dikatakan tidak bermotif serat seperti halnya Jati. Kayu Ulin
dipahat/di ukir pada saat kayu masih mengandung cukup air/ basah agar lebih
mudah memahatnya. Begitu kira2 seorang pemahat ulin yang pernah bercerita
kepada saya. Kerajinan mebel dan ukiran khas dayak dari kayu ulin rata-rata
berbentuk peti ulin, tameng khas dayak, kursi tamu, bingkai cermin, tempat
tidur. Bahkan kusen dan daun pintu berukir. Kadang untuk menuntaskan 1 Peti
ukiran ulin ukuran 2 X 1 X 0.5 mtr membutuhkan waktu ber-bulan2. itu termasuk
menunggu kiriman bahan baku dari pemasok.
Hal ini yang menjadikan salah satu para penggemar menjadi kian
penasaran.
Salah satu ciri yang membedakan antara ukiran jati dan Ulin
adalah bahwa papan ulin yang digunakan sebagai bahan dasar mempunyai ketebalan
yang lebih dari rata2 tebal papan jati untuk kebutuhan yang sama. Di tempat
bengkel ukiran yang saya temui, sebagian pengukir justru didatangkan dari
Jepara. Nah anda tertarik dengan ukiran dari Ulin, siapkan saja kocek yang
lumayan banyak untuk produk kayu yang sangat keras ini. Biasanya barang2 yangg
menggunakan bahan baku papann ulin ukuran lebar tidak ready stock. Barang tsb.
lebih banyak di buat berdasarkan pesanan. Kalau anda memesan tempat tidur
ukuran utama, harus dipikirkan matang2 apabila akan di tempatkan di lantai II
rumah anda. Hal ini karena Bobot tempat tidur itu sendiri sudah cukup berat,
walau pemasangannya menggunakan system knock-down. Bila disandingkan dengan
Mebel Jati, jelas dari segi tampilan serat kayu, Jati lebih unggul. Tapi kalau
dari segi ciri khas, Ulin lebih exclusive karena keterbatasaan bahan baku
alamnya apalagi nanti berkembangan dengan di kombinasikan perhiasan dari batu
kecubung yang violet. Menurut para pengerajin, ada sedikit kelemahan kayu ulin
yang dibuat untuk mebel atau benda seni / ukiran. Pada suatu saat, diantara
kayu ulin itu itu seperti merekah / retak. Untuk mengatasinya biasanya para
bengkel / toko mebel ulin bersedia membantu merepasasi kayu ulin yang merekah /
pecah. Sekali lagi, bila di banding dengan mebel yang dibuat dengan bahan dasar
kayu Jati, maka masing2 punya kelebihannya. Jati selain keras juga menampilkan
keindahan serat2 kayu yang alami. Ulin lebih kepada kekerasan dan ke khas-an
nya. Tidak terlihat serat kayunya, hanya kayu / papan yang dipakai cenderung
lebih tebal dan berwarna coklat tua bahkan bila sudah lama akan hitam
mengkilat.
TEKNIK PENANAMAN ULIN (Eusideroxylon zwageri T.et.B)
I.PENGADAAN BIBIT
1. Pengadaan Benih
Pohon ulin berubah
setiap tahun, pada bulan Juli – Oktober. Buah ulin berbentuk bulat lonjong
dengan garis tengah 5 – 10 cm dan panjang 10 – 20 cm. Buah muda berwarna hijau
dan menjadi coklat setelah masak. Daging buah akan lepas dari biji melalui
proses pembusukan selama ±1-2 bulan. Biji berwarna putih gading dengan kulit
biji yang keras setebal 1-2 mm.
Untuk memecahkan kulit biji yang keras, dapat dilakukan
skarifikasi dengan merendam dalam air selama 2 jam, kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari selama 2 hari. Cara skarifikasi dengan menggunakan bantuan
alat yang tajam dapat merusak kotilendon.
2. Perkecambahan
Perkecambahan ulin dapat dilakukan langsung ke kantong
plastik atau melalui bedeng tabur. Perkecambahan melalui bedeng tabur
memberikan hasil yang lebih baik.
a. Bedeng Tabur
Bedeng tabur dibuat dengan menggunakan sungkup dari plastik
transparan berbentuk setengah lingkaran dengan garis tengah 70 cm. Sungkup
dibuat di bawah tegakan atau naungan.
Media yang digunakan untuk perkecambahan adalah pasir yang
telah disterilkan, dengan cara : solarisasi, digoreng sangan atau fumigasi
media dengan fungisida (Dithane M-45). Tebal pasir di bedeng tabur minimal 20
cm, mengingat pertumbuhan akar ulin sangat sepat dan panjang.
b. Penaburan Benih
Penaburan dilakukan setelah benih diskarifikasi. Benih
ditabur sedalam ¾ dari ukuran benih dengan posisi mendatar.
Benih mulai berkecambah pada hari ke 33 sampai siap sapih
pada hari ke 69 (umur 8 minggu). Dengan cara tersebut diperoleh hasil persen
kecambah di atas 95%.
3. Penyapihan
Penyapihan bibit dari bedeng tabur ke sapihan dengan
menggunakan kantong plastik ukuran 20 x 30 cm. Media yang digunakan adalah
campuran tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 7 : 2 : 1. Penyapihan
dilakukan pada pagi atau sore hari pada tempat yang teduh.
Bedeng sapih dibuat di bawah naungan dengan kondisi
sebagaimana bedeng tabur. Dalam penyapihan bibit ulin, yang perlu diperhatikan
adalah hal-hal sebagai berikut:
Akar tunjang jangan
sampai terlipat atau patah, mengingat akar cukup panjang dan besar;
Biji jangan sampai
terputus/terlepas dari bibitnya, karena terpisahnya biji dari bibit akan
menyebabkan kematian bibit tanaman.
Bibit di tingkat
sapihan memerlukan waktu 3-4 bulan dan bibit siap tanam di pangan. Bibit asal
cabutan anakan alam yang sering digunakan untuk pertanaman, pertumbuhannya
kurang baik di lapangan, karena mungkin disebabkan terlepasnya biji dari bibit.
4. Pemeliharaan Bibit
Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu hari.
Pemupukan diberikan apabila pertumbuhan bibit di bedeng sapih kurang baik.
Pupuk yang biasa digunakan adalah NPK (15:15:15) dengan dosis 10 gr per kantong
plastik.
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan apabila terlihat adanya gejala serangan. Insektisida atau
fungisida yang digunakan disesuaikan dengan jenis jamur ataupun serangga yang
menyerangnya.
Kecambah Ulin |
II. PEMBUATAN TANAMAN
1.Persiapan Lapangan
1.Pemilihan Lokasi
Ulin termasuk jenis
semi toleran, yang pada waktu mudanya memerlukan naungan dengan intensitas
tertentu. Pertumbuhan awal terbaik pada instensitas cahaya 5-25%. Penanaman
pada lahan terbuka, perlu ditanami terlebih dahulu dengan jenis tanaman lain
yang bertajuk rapat sehingga mencapai instensitas cahaya di bawah tegakan
sebagaimana tersebut di atas.
2. Persiapan Lapangan
Areal yang akan
digunakan perlu dibersihkan dari belukar yang dapat mengganggu penanaman dengan
cara jalur selebar 2 m. Ajir tanaman dipasang dengan jarak 4 x 4 m.
Lubang-lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 40 cm dengan kedalaman 30 cm.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan pada waktu awal musim penghujan, diikuti
dengan pengairan. Pada saat penanaman, biji juga harus tetap dijaga agar jangan
sampai terlepas dari bibitnya.
4. Pemeliharaan
a.Penyulaman
Penyulaman dilakukan
satu bulan setelah penanaman. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada waktu musim
hujan masih ada.
b. Penyiangan dan
Pendangiran
Penyiangan dilakukan
setiap 4 bulan sekali pada tahun pertama dan 6 bulan sekali pada tahun
berikutnya. Penyiangan dilakukan secara jalur dengan lebar 1 m ke kanan dan
kiri tanaman. Pendangiran dilakukan bersamaan dengan pendangiran.
c. Pemupukan
Jenis dan dosis
pemupukan yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan
dilakukan satu tahun sekali. Pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 100 gr per pohon
memberikan hasil yang lebih baik. Pemupukan awal dilakukan pada saat tanaman
berumur satu bulan.
Dikutip dari berbagai sumber_Muara Bungo_15_09_2014